Archive for Januari 2013

Allahu Akbar, Inilah & Desain Bumi Yang Sempurna

Salah satu temuan mutakhir di dunia sains yang menjadi buah bibir di kalangan ilmuwan adalah apa yang disebut prinsip antropis.

Prinsip ini mengungkapkan bahwa setiap detail yang terdapat di alam semesta telah dirancang dengan ketepatan yang sempurna untuk memungkinkan manusia hidup. Contoh kecil dari prinsip antropis ini dapat kita temukan pada fakta-fakta yang berkaitan dengan keberadaan bumi.

Dalam hal ini, seorang astronom amerika Hugh Ross dalam bukunya yang berjudul 'The Fingerprint of God, Recent Scientific Discoveries Reveal The Unmistakable Identitiy of The Creator' telah membuat daftarnya sendiri sebagai berikut.

1. Jarak bumi dengan matahari
Jarak matahari ke bumi adalah 149.669.000 kilometer (atau 93.000.000 mil). Jarak ini dikenal sebagai satuan astronomi dan biasa dibulatkan (untuk penyederhanaan hitungan) menjadi 148 juta km.

Dibandingkan dengan bumi, diameter matahari kira-kira 112 kalinya. Gaya tarik matahari kira-kira 30 kali gaya tarik bumi. Sinar matahari menempuh masa 8 menit untuk sampai ke bumi.

Jika lebih jauh:
Planet bumi akan terlalu dingin bagi siklus air yang stabil.

Jika lebih dekat:
Planet bumi akan terlalu panas bagi siklus air yang stabil




2. Gravitasi di permukaan bumi
Gravitasi permukaan dari sebuah obyek astronomi (planet, bintang, dll) adalah percepatan gravitasi yang berlaku pada permukaan obyek tersebut. Gravitasi permukaan bergantung pada massa dan radius obyek tersebut. Seringkali gravitasi permukaan dinyatakan sebagai rasio dengan ketentuan yang berlaku di bumi.

Jika lebih kuat:
Atmosfer bumi akan menahan terlalu banyak gas beracun (amoniak dan methana)

Jika lebih lemah:
Atmosfer bumi akan terlalu tipis karena banyak kehilangan udara


3. Periode rotasi bumi
Rotasi bumi merujuk pada gerakan berputar planet bumi pada sumbunya dan gerakan di orbitnya mengelilingi matahari.

Jika lebih lama:
Perbedaan suhu pada siang dan malam hari terlalu besar

Jika lebih cepat:
Kecepatan angin pada atmosfer terlalu tinggi


4. Albedo
Albedo merupakan sebuah besaran yang menggambarkan perbandingan antara sinar matahari yang tiba di permukaan bumi dan yang dipantulkan kembali ke angkasa dengan terjadi perubahan panjang gelombang (outgoing longwave radiation).

Perbedaan panjang gelombang antara yang datang dan yang dipantulkan dapat dikaitkan dengan seberapa besar energi matahari yang diserap oleh permukaan bumi.

Jika lebih besar:
Zaman es tak terkendali akan terjadi

Jika lebih kecil:
Efek rumah kaca tak terkendali akan terjadi


5. Aktivitas gempa
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata gempa bumi juga digunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian gempa bumi tersebut.

Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan.

Jika lebih besar:
Terlalu banyak makhluk hidup binasa

Jika lebih kecil:
Bahan makanan dasar laut tidak akan didaur ulang ke daratan melalui pengangkatan tektonik


6. Ketebalan kerak bumi
Kerak bumi adalah lapisan terluar bumi yang terbagi menjadi 2 kategori, yaitu kerak samudra dan kerak benua. Kerak samudra mempunyai ketebalan sekitar 5-10 km, sedangkan kerak benua mempunyai ketebalan sekitar 20-70 km.

Penyusun kerak samudra yang utama adalah batuan basalt, sedangkan batuan penyusun kerak benua yang utama adalah granit, yang tidak sepadat batuan basalt. Kerak bumi dan sebagian mantel bumi membentuk lapisan litosfer dengan ketebalan total kurang lebih 80 km.

Jika lebih tebal:
Terlalu banyak oksigen berpidah dari atmosfer ke kerak bumi

Jika lebih tipis:
Aktivitas tektonik dan vulkanik akan terlalu besar


7. Medan magnet bumi
Magnetosfer bumi adalah suatu daerah di angkasa yang bentuknya ditentukan oleh luasnya medan magnet internal bumi, plasma angin matahari, dan medan magnet antarplanet.

Di magnetosfer, campuran ion-ion dan elektron-elektron bebas baik dari angin matahari maupun ionosfir bumi dibatasi oleh gaya magnet dan listrik yang lebih kuat daripada gravitasi dan tumbukan.

Jika lebih kuat:
Badai elektromagnetik akan terlalu merusak

Jika lebih lemah:
Kurangnya perlindungan dari radiasi berbahaya yang berasal dari luar angkasa

cepat ucapkan... "Subhanallah"... begitu LUAR BIASANYA KUASA ILLAHI...!

Sandi dan Simbol “Tujuh Langit” dan “Tujuh Bumi” dalam Al Quran

Tuhan Semesta Alam yang Mengajarkan
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan (1), Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah (2). Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah (3), Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam (4), Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (5)”.
Wahyu pertama yang diterima Rasulullah SAW adalah perintah membaca (belajar). Ayat pertama dan kedua menyuruh untuk belajar dengan keimanan, keimanan bahwa segala sesuatu adalah ciptaan Allah SWT dan bukan mustahil bagi Allah SWT, bahkan manusia dicipta dari bentuk segumpal darah. Ini seolah-olah mengumpamakan / menyimbolkan bahwa alam semesta pun awalnya adalah suatu bentuk yang sederhana (primordial form). Ayat ketiga dan keempat menyuruh belajar dengan akal, yang diberikan Allah SWT karena sifat Maha Pemurah-Nya, untuk mengamati kalam Allah SWT yaitu apa-apa yang diciptakan Allah SWT. Dari sini saya berpendapat bahwa segala sesuatu yang ada di bumi dan alam yang dapat kita amati ini, termasuk diri kita manusia, adalah perumpamaan atau simbol atau sandi bagi kebesaran Allah SWT sebagai Sang Maha Pencipta.
Sandi “Tujuh Langit Berlapis”
Banyak tulisan yang menjelaskan bahwa penjelasan Al Quran tentang tujuh langit berlapis atau bertingkat adalah bukti keajaiban Al Quran tentang atmosfer bumi.
Bumi memiliki seluruh sifat yang diperlukan bagi kehidupan. Salah satunya adalah keberadaan atmosfir, yang berfungsi sebagai lapisan pelindung yang melindungi makhluk hidup. Sains abad 20 telah menemukan bahwa atmosfer bumi terdiri dari lapisan-lapisan berbeda yang tersusun secara berlapis, satu di atas yang lain. Fakta ini telah dinyatakan dalam Al Qur’an bahwa Allah SWT telah menciptakan tujuh langit berlapis atau bertingkat-tingkat.
Allah SWT menciptakan tujuh langit dan berulang-ulang menyebutkannya sebanyak tepat tujuh kali.
QS.2-Al Baqarah :29
هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الأرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu”
QS.17-Al Isra’ :44
تُسَبِّحُ لَهُ السَّمَاوَاتُ السَّبْعُ وَالأرْضُ وَمَنْ فِيهِنَّ وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ وَلَكِنْ لا تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ إِنَّهُ كَانَ حَلِيمًا غَفُورًا
Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun”.
QS.23-Al Mukminun :86
قُلْ مَنْ رَبُّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ
“Katakanlah:”Siapakah yang Empunya langit yang tujuh dan yang Empunya ‘Arsy yang besar?”.
QS.41-Fushilat :12
فَقَضَاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ فِي يَوْمَيْنِ وَأَوْحَى فِي كُلِّ سَمَاءٍ أَمْرَهَا وَزَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَحِفْظًا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ
“Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan yang Maha Perkasa lagi Maha mengetahui”.
QS.67-Al Mulk :3
الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ طِبَاقًا مَا تَرَى فِي خَلْقِ الرَّحْمَنِ مِنْ تَفَاوُتٍ فَارْجِعِ الْبَصَرَ هَلْ تَرَى مِنْ فُطُورٍ
“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, Adakah kamu Lihat sesuatu yang tidak seimbang?”.
QS.71-Nuh :15
أَلَمْ تَرَوْا كَيْفَ خَلَقَ اللَّهُ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ طِبَاقًا
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat?”.
Ayat yang terakhir ini lebih tepat diterjemahkan sebagai tujuh langit berlapis-lapis (Dalam referensi terjemahan internasional kata ‘thibaaqaa’ diterjemahkan sebagai ‘layers’ atau ‘one above another’ atau ‘in harmony’ alias lapisan yang bertumpuk-tumpuk secara harmonis). Pembuktian sains dunia menunjukkan memang terdapat tujuh lapisan atmosfer, namun jika diperhatikan keterangan Al Quran ini dengan cermat diperoleh gambaran lain yang menunjukkan ke-Maha Besar-an Allah SWT. Perhatikan semua susunan katanya. Selalu dikatakan ‘tujuh langit’ atau ‘tujuh langit berlapis-lapis’, bukan ‘tujuh lapis langit’, ini hal yang berbeda maknanya. ‘Tujuh lapis langit’ berarti langitnya hanya satu tapi memiliki tujuh lapisan (seperti lapisan kue lapis yang jelas batasannya), sedangkan ‘tujuh langit berlapis-lapis’ berarti ada tujuh angkasa/langit yang berbeda-beda, yang saling bertumpuk dengan harmonis. Sandi tersebut menunjukkan bahwa ada tujuh ‘makhluk’ yang bernama langit!

Qalam : Lapisan Atmosfir Bumi
Saat ini benar-benar diketahui bahwa atmosfir bumi terdiri atas lapisan-lapisan yang berbeda yang saling bertumpukan. Lebih dari itu, persis sebagaimana dinyatakan dalam Al Qur’an, atmosfer terdiri atas tujuh lapisan. Dalam sumber ilmiah, hal tersebut diuraikan sebagai berikut:
Para ilmuwan menemukan bahwa atmosfer terdiri diri beberapa lapisan. Lapisan-lapisan tersebut berbeda dalam ciri-ciri fisik, seperti tekanan dan jenis gasnya. Lapisan atmosfer yang terdekat dengan bumi disebut TROPOSFER (1). Ia membentuk sekitar 90% dari keseluruhan massa atmosfer. Lapisan di atas troposfer disebut STRATOSFER (2). OZON adalah bagian dari stratosfer di mana terjadi penyerapan sinar ultraviolet. Lapisan di atas stratosfer disebut MESOSFER (3). TERMOSFER(4) berada di atas mesosfer. Gas-gas terionisasi membentuk suatu lapisan dalam termosfer yang disebut IONOSFER (5). Bagian terluar atmosfer bumi membentang dari sekitar 480 km hingga 960 km. Bagian ini dinamakan EKSOSFER (6). (Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; General Science, Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 319-322).
Penelitian paling mutakhir menunjukkan bahwa terdpat lapisan magnetik yang melingkupi bumi, dan bagian ini disebut dengan MAGNETOSFER (7).
Meskipun dikatakan ionosfer adalah bagian dari thermosfer, namun sejatinya lapisan ini terbentuk di bagian bawah thermosfer (membentuk lapisan tersendiri), tidak menyebar ke seluruh thermosfer, dan disinilah terjadi proses ionisasi. Berbeda dengan ozon yang ada di lapisan stratosfer, karena ozon adalah partikel gas, maka ia tersebar ke seluruh ketebalan lapisan stratosfer, tidak terkumpul membentuk lapisan khusus.
Perhatikanlah bagaimana Allah SWT menunjukkan tujuh langit berlapis dengan qalam-Nya. Simbol tujuh langit tersebut digambarkan dengan tujuh lapisan atmosfer. Simbol qalamnya adalah seperti gambar dibawah ini.

Tiap-tiap lapisan diukur ketebalannya dari permukaan bumi, artinya untuk mengukur ketebalan mesosfer pasti akan mengukur juga ketebalan troposfer dan stratosfer, artinya troposfer dan stratosfer ada dalam lingkup mesosfer. Komposisi ketiganya bercampur pada lapisan termosfer. Pada lapisan terbawah ada semua komposisi lapisan.

Yang luar biasanya lagi adalah bahwa lapisan magnetosfer tingginya belum terukur dengan kata lain sampai batas ruang angkasa (luasnya) yang belum kita ketahui itu, itulah lapisan magnetosfer. Makna dari simbol ini adalah bahwa langit yang ketujuh itu sangatlah luas / besar. Disinilah alam malaikat. Diluar langit ketujuh adalah kursiy dan arsy Allah SWT. Luasnya angkasa dan langit ketujuh malaikat pun tidak mengetahuinya, hanya Allah SWT yang tahu.
Dalam sebuah riwayat disebutkan
Tatkala ALLAH SWT menciptakan malaikat Jibril AS, dipilihlah wujud yang paling rupawan ia dilengkapi dengan 600 sayap, masing-masing sepanjang jarak antara penjuru paling timur dengan penjuru paling barat. Begitu penciptaan selesai, berdirilah malaikat Jibril memandangi dirinya yang rupawan, seraya berkata :
“Ya ALLAH ya Tuhanku, adakah ENGKAU menciptakan makhluk yang lebih tampan dari pada diriku ?”
ALLAH menjawab : “ Tidak “
Mendengar jawaban ALLAH seperti itu perasaan Jibril berbunga-bunga dan sebagai ungkapan rasa syukurnya yang mendalam ia mengerjakan shalat 2 rakaat, yang setiap rakaatnya dilakukan selama 20.000 (duapuluh ribu tahun). Setelah selesai mengerjakan ALLAH SWT berfirman padanya :
“Hai Jibril, begitu bersungguh-sungguh engkau mengerjakan shalat. Demikian engkau telah penyembahan kepadaKU denagn penyembahan yang tiada bandingnya. Tetapi ketahuilah hai Jibril, bahwa pada akhir zaman nanti akan lahir Nabi terhormat yang AKU Sayangi, dia bernama Muhammad. Dia memiliki umat yang lemah yang banyak melakukan dosa. Sekiranya umat yang bergelimang dosa itu mau mengerjakan shalat dua rakaat, sekalipun shalatnya banyak kekurangan, waktunyapun tergesa-gesa dan tidak konsentrasi, maka demi kemulian dan keagunganKU, sungguh shalat mereka itu lebih AKU sukai dari pada shalatmu ! Mengapa ? Karena shalat mereka berdsasarkan perintahKU, sedangkan shalatmu itu bukan berdasarkan perintahKU!”
Jibril : “Ya TUHANku lalu apakah balasan yang bakal ENGKAU berikan atas ibadah mereka ?”
ALLAH : “Balasan yang bakal AKU berikan adalah surga Ma’wa.”
Begitu mendengar kata-kata surga Ma’wa, Jibril memohon izin kepada ALLAH agar diperkenankan melihatnya maka ALLAHpun mengabulkan permohonan Jibril ini, sehingga dia segera berangkat menuju surga tersebut, dia bentangkan seluruh sayapnya lalu terbang untuk menempuh jarak yang amat jauh takterperikan. Setiap kali dia membuka sepasang sayapnya maka dia berasil menempuh jarak sejauh 300.000 (tiga ratus ribu tahun perjalanan). Begitu juga setiap menutupkan sayap padahal ia terbang selama tiga ratus tahun serta memiliki sayap tiga ratus pasang sayap atau enam ratus buah. Namun sejauh itu ia belum berasih mencapa tujuan setelah merasa begitu letih diapun beristirahat disebuah pohon raksasa dia bersujud kepada ALLAH SWT seraya mengadu : “ Ya ALLAH, apakah perjalanku terlah sampai separuhnya, ataukah baru dua pertiga atau bahkan separuhnya ? ” ALLAH SWT berfirman kepadanya : “ Hai jibril walau pun kau mampu terbang tiga ratus ribu tahun dengan sayap-sayapmu yang sudah ada dan AKU tambah lagi enam ratus sayap, niscaya tidak kau bisa mencapai seper seratusnya (1%). Itulah keistimewaan yang akanKU berikan kepada umat Muhammad yang mau mengerjakan shalat !”

(riwayat tersebut tidak jelas dari siapa. Semua sumber yang saya temukan di dunia maya tidak pernah menyebutkan riwayat hadist ini, jika ini memang hadist.)
Yang ingin saya tekankan adalah bahwa di alam malakut (langit ke tujuh) bahkan malaikat Jibril pun tidak bisa menjelajah luasnya. Malaikat Jibril sekedar menghadap Allah Yang Maha Besar di langit ke tujuh. Allah SWT Yang Maha Besar meliputi / menaungi seluruh alam sehingga dimanapun makhluk bersujud sesungguhnya Allah SWT tepat ada di hadapan makhluk tersebut. Kesimpulannya berdasarkan qalam Allah SWT berupa atmosfer dapat diketahui bahwa angkasa yang kita diami ini merupakan bagian dari enam angkasa lainnya.
Sandi Rahasia “Tujuh Bumi”
QS.65-Ath Thalaq :12
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ الأرْضِ مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ الأمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا
“Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah Berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan Sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu”.
Tujuh bumi dapat diartikan secara harfiah tujuh lapisan bumi, namun jika dicermati lebih mendalam terdapat makna lain yang tersembunyi. Perhatikan kata-kata ‘wamina al ardhi’ yang diterjemahkan ‘dan seperti itu pula bumi’. Dalam bahasa Inggris terjemahan ‘wamina’ adalah and of, disini makna ‘wamina’ berarti ‘dan juga’. Kata ‘mina’ yang digabungkan dengan kata ‘dan‘ (wa) menunjukkan kondisi yang sama seperti hal atau benda yang disebutkan sebelumnya. Kondisi bumi sama seperti langit yaitu ada tujuh (dan berlapis-lapis). Jika hanya dikatakan ‘tujuh langit dan bumi’ artinya bisa 7 langit 1 bumi, 2 langit 5 bumi, 4 langit 3 bumi, dan sebagainya. Inilah ketelitian bahasa Al Quran. Secara harfiah sains modern membuktikan bahwa bumi yang kita diami ini memiliki tujuh lapisan.

Jika di analogikan dengan lapisan atmosfer, ini berarti pada setiap angkasa terdapat tujuh bumi, dimana bumi suatu angkasa (langit) merupakan bagian dari bumi angkasa yang lebih luas. Gambarannya persis seperti lapisan bumi (demikian juga lapisan atmosfer). Dimana letak suatu lapisan diukur dari titik inti bumi yang sama. Selain itu jika melihat gambaran bumi dan atmosfer secara utuh terlihat bahwa selain tujuh dimensi/langit/angkasa terdapat tiga dimensi lain (ditunjukkan dengan qalam Bumi yang secara garis besar terdiri dari tiga lapis : Mantel/Kerak, Inti Luar, dan Inti Dalam)
Berdasarkan ayat diatas dan riwayat penciptaan malaikat Jibril tersebut dapat disimpulkan bawaha para malaikat tinggal di bumi ketujuh yang angkasanya sangat luas. Perbandingannya seperti bumi kita terhadap angkasa kita. Angkasa ke tujuh ini terdapat surga, neraka, Baitul Ma’mur, dan Sidratul Muntaha, wallahu ‘alam. Hal ini berdasarkan hadist berikut.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda; Ketika aku diangkat menuju Sidratul Muntaha, aku melewati empat sungai, dua sungai telah nampak olehku sementara dua lainnya belum nampak, dua sungai yang nampak olehku adalah sungai nil dan sungai efrat, sedangkan dua sungai yang tidak nampak olehku adalah sungai yang berada di surga, lalu aku diberi tiga mangkuk, satu mangkuk bersisi susu, satu mangkuk lagi berisi madu dan satu mangkuk lainnya berisi khamr, maka aku mengambil mangkuk yang berisi susu dan meminumnya, lalu diberitahukan kepadaku; Kamu dan ummatmu telah memilih fithrah (Riwayat Bukhari).
Redaksional hadist tersebut menunjukkan bahwa setelah sampai di langit yang ketujuh barulah Rasulullah SAW diangkat (naik) ke Sidratul Muntaha. Artinya pada setiap angkasa ada batasnya yang disebut langit yang dimensinya berbeda dari nama angkasanya(kecuali untuk langit ke, disinilah para malaikat penjaga dan penduduk langit tinggal, artinya di angkasa ke tujuh ada batas berupa langit ketujuh tempat para malaikat tinggal. Setelah langit ketujuh ini barulah ada suatu tempat yang tinggi (ibaratnya bulan dilihat dari bumi merupakan tempat yang tinggi di angkasa langit pertama, wallahu ‘alam) yang disebut Sidratul Muntaha.
Dengan gambaran qalam pada atmosfer dan lapisan bumi dapat disimpulkan bahwa terdapat tujuh angkasa (langit) yang bertumpuk dengan harmonis dan terdapat tujuh bumi pada setiap angkasa tersebut. Jika melihat bumi dan atmosfer secara keseluruhan maka saya menyimpulkan selain tujuh alam, masih terdapat tiga alam lain (digambarkan dengan tiga lapisan besar bumi) yang menjadi rahasia Allah SWT.

QS.20- Al Ankabuut : 10
Dan di antara manusia ada orang yang berkata: “Kami beriman kepada Allah”, maka apabila ia disakiti (karena ia beriman) kepada Allah, ia menganggap fitnah manusia itu sebagai azab Allah, Dan sungguh jika datang pertolongan dari Tuhanmu, mereka pasti akan berkata: “Sesungguhnya kami adalah besertamu”. Bukankah Allah lebih mengetahui apa yang ada dalam Shuduuril’aalamiyn?
Shuduur diterjemahkan menjadi dada atau lebih tepatnya pusat atau titik tengah atau inti.
QS.10-Yunus : 61
Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al Quran dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah di bumi ataupun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak yang lebih besar dari itu, melainkan dalam kitab yang nyata.
QS.16-Ar Ra’d : 48
Dan apakah mereka tidak memperhatikan segala sesuatu yang telah diciptakan Allah yang bayangannya berbolak-balik ke kanan dan ke kiri dalam keadaan sujud kepada Allah, sedang mereka berendah diri?
Jadi sebenarnya bayangan itu makhluk Allah SWT selalu bergerak untuk bersujud. Subhanallah!
QS.41-Fushshilat : 12
Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.
Al Quran diturunkan untuk manusia, maka kata-kata ‘langit yang dekat’ tersebut maksudnya yang dekat (dapat diamati) oleh manusia, yaitu langit pertama di dimensi ke-3 ini.
QS.7-Al A’raf :27
Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ……… Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka….
Maknanya ayat ini adalah jin ada di dimensi lain, dimana terkadang terlihat oleh manusia (walaupun bukan wujud aslinya). Ini berarti dimensi jin tepat setelah dimensi manusia yaitu dimensi ke-4. Jin dapat mencuri dengar pembicaraan para malaikat di langit dunia karena dimensinya sama (dimensi ke-4). Makhluk yang dimensinya lebih tinggi dapat dengan mudah masuk ke dimensi-dimensi yang lebih rendah dan terlihat oleh makhluk pada dimensi-dimensi tersebut, oleh sebab itu Jibril dapat berpindah dari alam malaikat ke alam manusia untuk menyampaikan wahyu karena ia berdimensi 10 (wallahu’alam). Seperti diriwayatkan dalam hadist bahwa Jibril datang menemui Nabi SAW dan terlihat oleh para sahabat dengan wujud seorang pria berjubah putih, atau jin ifrit yang tertangkap oleh Umar bin Khatab dan mengajarkan bahwa ayat Kursiy dapat menangkal gangguan jin.
Keterangan tentang langit ke-2 sampai ke-7 yang dihuni oleh para arwah orang yang sudah meninggal dijelaskan dalam hadist-hadist shahih tentang isra’ mi’raj dimana Nabi SAW bertemu dengan para nabi lainnya di setiap langit tersebut seperti dalam hadist Muslim no.2.230/238 dan hadist Bukhari no. 43. 369/3598 dan no. 41. 17/2968 (http://indoquran.com). Demikian juga tentang langit ke-7.
Disini saya bedakan antara angkasa dengan langit. Angkasa adalah ruang tempat keberadaan planet-planet dan bintang, sedangkan langit adalah atap dari angkasa. Langit dan angkasa berhimpit, untuk masuk ke satu angkasa harus melewati langit angkasa yang lebih rendah. Luas langit sama dengan angkasa yang dinaunginya. Makin tinggi dimensinya makin luas angkasa dan langitnya, sehingga penghuninya pun makin banyak. Seperti dijelaskan dalam hadist bahwa ketika kiamat penduduk setiap langit keluar, dan langit yang lebih tinggi (tingkatannya) lebih banyak penduduknya.
Antar dunia manusia dengan dunia bayangan dan alam dzarrah tidak ada pembatas namun manusia tidak bisa memasukinya, hanya melihatnya. Buktinya saat ini manusia bisa melihat ‘alam’ atom dengan mikroskop electron, namun manusia tidak bisa masuk kesana karena dimensinya berbeda. Demikian juga dengan dimensi bayangan (dimensi 2), kita hanya bisa melihat bayangan kita dan benda lain di bidang datar. Jika kita berpapasan dengan orang lain, bagaimana dengan bayangan kita dengan bayangan orang tersebut dalam satu bidang datar? Dimensi 1 dan 2 bisa kita lihat dari dunia kita, tidak ada langit pembatasnya. Disini juga terjadi pengecualian, manusia yang berdimensi lebih tinggi tidak bisa masuk ke yang berdimensi lebih rendah. Makhluk-makhluk Allah SWT pada dimensi satu dan dua dapat masuk/mengisi/ menyusun dimensi-dimensi yang lain. Manusia tidak bisa berada pada dimensi satu dan dua karena Allah SWT Yang Maha Menggerakkan sudah menyusun dan menetapkan dimensi-dimensi ini dengan teratur dan seimbang.
Adanya pintu-pintu antar dimensi yang dijaga malaikat membuat makhluk dimensi yang lebih tinggi masuk ke dimensi yang lebih rendah, misalnya jin (dimensi 4) masuk/terlihat oleh manusia (dimensi 3). Jin hanya melihat alam manusia, jika ingin masuk jin harus melewati pintu langit pertama yang dijaga. Jika jin ingin berusaha mendekati pintu langit pertama (untuk masuk ke dunia manusia atau menguping pembicaraan) maka dia akan dilempari dengan panah api yang berkilau. Jin yang kadang terlihat manusia adalah wujud tiga dimensinya (bayangannya) saja yang menempel di dunia manusia, wujud aslinya yang berdimensi 4 tidak dapat dilihat manusia (wallahu ‘alam)
Ya Allah, ampunilah hamba-Mu ini jika tidak mengagungkan-Mu dengan pengagungan yang pantas, ampunilah hamba-Mu ini jika salah menafsirkan ayat-ayat-Mu karena kedangkalan ilmu yang hamba miliki, Engkau Maha Berilmu dan Maha Pintar. Allahuakbar, aku memuji Allah SWT sebanyak bilangan makhluk-Nya.

- Copyright © 2013 Otaku Astronomy - Hatsune Miku - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -