- Back to Home »
- Petir Catatumbo di Venezuela, Ribuan Kali Sambaran Sehari
Posted by : DhiKaiceZ
Rabu, 29 Desember 2010
BloggerMu.com - Pernahkah Anda mendengar tentang petir Catatumbo? Petir Catatumbo adalah sebuah fenomena aneh yang terjadi di Venezuela. Merupakan fenomena petir yang terus menyambar dengan intensitas yang tinggi. Bahkan bisa mencapai 400.000 lebih sambaran dalam setahun.
Petir Catatumbo telah ada sejak berabad-abad yang lalu. Pada Januari 2010 Petir Catatumbo sempat tidak muncul. Banyak yang menyangka jika Petir Catatumbo sudah tidak akan muncul kembali. Namun pada April 2010, Petir Catatumbo muncul kembali. Belakangan diketahui bahwa kekeringanah yang menyebabkan Petir Catatumbo sempat tidak muncul.
Peetir Catatumbo terletak di muara sungai Catatumbo, lebih tepatnya di Danau Maracaibo, Venezuela. Petir yang menyambar pun intensitasnya cukup luar biasa. Bayangkan saja, petir tersebut rata - rata menyambar selama 10 jam dalam sehari, dan dalam satu jam, petir tersebut dapat menyambar rata - rata sampai 280 kali sambaran dalam satu jam. Bisa Anda bayangkan berapa kali petir Catatumbo menyambar dalam sehari !!
Dan yang lebih menakjubkannya lagi, dalam satu tahun, petir bisa menyambar sampai 140 sampai 160 hari dari 365 hari dalam setahun. Dan petir tersebut rata - rata menyambar dengan ketinggian 5 km. Sungguh luar biasa!
Penelitian juga mengatakan bahwa Catatumbo Lightning adalah penghasil ozon dengan presentase tertinggi di dunia, dari seluruh tempat di dunia. Karena Petir Catatumbo dapat menghasilkan sekitar 1.176.000 kW listrik di atmosfer.
Masyarakat kuno Yukpa di negeri tersebut mempercayai bahwa kilatan warna biru, putih, dan merah muda Petir Catatumbo, terjadi saat kunang - kunang bertemu dengan roh para leluhur. Selama berabad - anad para pelaut pun menggunakan Petir Catatumbo sebagai alat navigasi dari alam agar mereka tidak tersesat di lautan. Karena Petir Catatumbo bisa terlihat dari jarak yang jauh, bahkan sampai ratusan mil jauhnya. Oleh karena itu Petir Catatumbo juga sering disebut Lighthouse of Maracaibo atau dalam bahasa Indonesia nya Mercusuar Maracaibo.
Petir Catatumbo konon telah ada sejak berabad - abad yang lalu. Catatan sejarah mengenai Petir Catatumbo sendiri pertama kali tercatat pada tahun 1597 dalam sebuah puisi epik karangan Lope de Vega berjudul La Dragontea.
Alexander von Humboldt, seorang naturalis Prussia, pernah menggambarkan Petir Catatumbo sebagai "ledakan listrik yang seperti sinar pendar". Seorang Geografis dari Italia yang bernama Agustin Codazzi, pernah menggambarkan Petir Catatumbo sebagai "kilat yang tampaknya muncul dari sungai Zulia lanjutan dan sekitarnya".
Studi mengenai Petir Catatumbo pertama kali dilakukan oleh Melchor Centeno. Kemudian pada tahun 1966 sampai 1970, ilmuwan Andrew Zavrostky melakukan tiga ekspedisi dengan bantuan dari University of Los Andes yang menyimpulkan bahwa areal tersebut akan memiliki episentris di rawa - rawa dari Swamp National Park Juan Manuel de Aguas, Claras Aguas Negras dan Danau Maracaibo bagian barat. Pada tahun 1991, ia juga mengatakan bahwa fenomena tersebut terjadi karena adanya pertemuan arus udara hangat dan dingin di daerah tersebut. Penelitian tersebut juga mengatakan bahwa penyebab untuk kilat terisolasi mungkin karena keberadaan uranium di dasar bebatuan.
Kemudian pada tahun 1997 sampai 2000, Nelson Falcon melakukan beberapa ekspedisi dan menghasilkan model mikrofisika dari Petir Catatumbo yang mengidentifikasikan bahwa metana lah yang menyebabkan Petir Catatumbo. Namun saat itu teori ini masih dianggap hanya sekedar spekulasi. Tapi belakangan, penyebab fenomena tersebut adalah gas nontoksik metana yang menguap dari rawa dan endapan minyak.
Di bawah ini adalah ilustrasi proses terjadinya Petir Catatumbo
1. Angin Karibia yang hangat dan lembab bertemu udara dingin Pegunungan Andes. Ini bisa menciptakan badai guntur.
2. Metana menguap dari lapisan minyak di Danau Maracaibo dan dari materi rawa yang membusuk. Gas itu lalu dibawa angin ke awan.
3. Arus udara di dalam awan menyebarkan metana secara merata. Tetapi gas tersebut tetap terkonsentrasi di area - area tertentu.
4. Dalam kondisi normal, udara di awan merupakan penyekat yang membuat aktivitas listrik menurun. Metana membuat listrik itu melemah. Petir pun terjadi