Archive for Februari 2013
Ukuran dan Peta Jagad Raya – Bintang tetangga terjauh
Manusia masih menerawan saja dari bumi. Menerawang dari kejauhan. Jarak terdekat sebuah bintang dengan bumi adalah matahari, sedangkan tetangga matahari yang paling dekat adalah Alpha Centauri A. Terus siapa tetangga terjauh kita.
Tentunya semesta kita tidak hanya segitu saja. Semesta yang ada pastilah jaraknya jauuh, sangat lebar, sangat luas, dan berisi.
Dalam ilmu geologi dan kebumian kita mengenal peta. Tentunya juga ada peta semesta kan ? Lantas, seperti apa peta atau atlas semesta ini.
Atlas 250 tahun cahaya.
Dongeng ini merupakan lanjutan dari tulisan sebelumnya tentang tetangga bintang yang terdekat dengan melihat atlas 12.5 tahun cahaya.
Peta ini adalah plot dari 1500 bintang
yang paling terang dalam jarak 250 tahun cahaya. Semua bintang ini jauh
lebih bercahaya daripada Matahari dan kebanyakan dari mereka dapat
dilihat dengan mata telanjang. Sekitar sepertiga dari bintang-bintang
terlihat dengan kebohongan mata telanjang dalam waktu 250 tahun cahaya,
meskipun ini hanya bagian kecil dari galaksi kita.
Atlas 5000 Tahun Cahaya
Atlas 5000 Tahun Cahaya
Gambar diatas ini adalah peta salah satu
sudut dari galaksi Bima Sakti kita.seolah-olah kita mundur melihat 20
kali dari gambar siatasnya. Seperti kalau kita melihat peta propinsi
(diatas), dan ini adalah peta negara Indonesia. Makanya matahari (Sun)
terlihat kecil sebuah titik ditengah.
Matahari terletak di Lengan Orion – lengan
yang cukup kecil dibandingkan dengan Lengan Sagitarius, yang terletak
dekat dengan pusat galaksi. Peta ini menunjukkan beberapa bintang
terlihat dengan mata telanjang yang terletak jauh di dalam lengan Orion.
Kelompok bintang yang paling menonjol di sini adalah bintang utama dalam konstelasi Orion – dimana lengan spiral mendapatkan nama. Semua bintang-bintang raksasa terang dan bintang-bintang super raksasa, ribuan kali lebih terang daripada matahari. Bintang yang paling terang di peta adalah Cassiopeia Rho (ρ Cas) – jaraknya sejauh 4000 tahun cahaya dari kita saat ini. Bintang itu terlihat sebagai bintang redup dengan mata telanjang, namun pada kenyataannya bintang ini adalah bintang besar supergiant yang 100 000 kali lebih cemerlang dari Matahari.
Atlas daerah seluas 50000 tahun cahaya. (Peta galaksi)
Kelompok bintang yang paling menonjol di sini adalah bintang utama dalam konstelasi Orion – dimana lengan spiral mendapatkan nama. Semua bintang-bintang raksasa terang dan bintang-bintang super raksasa, ribuan kali lebih terang daripada matahari. Bintang yang paling terang di peta adalah Cassiopeia Rho (ρ Cas) – jaraknya sejauh 4000 tahun cahaya dari kita saat ini. Bintang itu terlihat sebagai bintang redup dengan mata telanjang, namun pada kenyataannya bintang ini adalah bintang besar supergiant yang 100 000 kali lebih cemerlang dari Matahari.
Atlas daerah seluas 50000 tahun cahaya. (Peta galaksi)
Peta ini menunjukkan satu ukuran penuh galaksi Bima Sakti – sebuah galaksi spiral paling sedikit dua ratus miliar bintang. Matahari kita dimakamkan jauh di dalam Lengan Orion sekitar 26 000 tahun cahaya dari pusat. Di bagian tengah Galaxy bintang-bintang ini berkumpul rapat daripada bintang-bintang disekitar kita. Silahkah di klik untuk melihat lebih besar. Perhatikan juga adanya gugus bola kecil dari bintang-bintang yang terletak dengan baik di luar bidang Galaxy, dan perhatikan juga keberadaan galaksi kerdil terdekat – yang kerdil Sagitarius – yang terlihat seolah-olah secara perlahan akan ditelan oleh pusaran galaksi kita.
Atlas 500000 tahun cahaya
Apabila kita mundur terus menjauhi bumi
sebanyak sepuluh kali dari galaksi Bima Sakti diatas, maka kita akan
melihat Galaksi Bima Sakti menjadi kecil seperti dibawah ini.
Di dalam radius 500 000 tahun cahaya ini :- Jumlah galaksi besar = 1
- Jumlah galaksi kerdil = 12
- Jumlah bintang = 225 miliar
Bima Sakti dikelilingi oleh beberapa
galaksi kerdil, biasanya mengandung beberapa puluhan jutaan bintang,
yang tidak signifikan dibandingkan dengan jumlah bintang di Bima Sakti
itu sendiri. Peta ini menunjukkan galaksi kerdil terdekat, mereka semua
terikat pada gravitasi Bima Sakti memerlukan milyaran tahun untuk orbit
itu.
Atlas radius 5 000 000 (lima juta) tahun cahaya.
Semakin kita menjauhi bumi, maka akan
semakin banyak galaksi yang akan terlihat. Dalam radius 5 juta tahun
cahaya ini akan terdapat:
- Jumlah galaksi besar = 3
- Jumlah galaksi kerdil = 46
- Jumlah bintang = 700 miliar
Bima Sakti adalah salah satu dari tiga galaksi besar milik kelompok galaksi yang disebut Grup Lokal (Local Group) yang juga berisi beberapa lusin galaksi kerdil. Sebagian besar dari galaksi ini digambarkan di peta diatas, walaupun galaksi kerdil sebagian besar begitu samar, namun jelas akan ada beberapa mungkin lebih menunggu untuk ditemukan. Jadi kalau ada yang tertarik belajar astronomi barangkali akan menemukan galaksi baru.
Atlas radius 100 juta tahun cahaya.
Ternyata sampai jarak 100 juta tahun cahayapun manusia masih mampu mengamati semesta ini.
Galaksi kita hanyalah salah satu dari ribuan yang terdapat dalam 100 juta tahun cahaya. Peta di atas menunjukkan bagaimana galaksi cenderung mengelompok dalam kelompok-kelompok, cluster dekat terbesar adalah cluster Virgo, konsentrasi beberapa ratus galaksi yang mendominasi kelompok galaksi di sekitarnya. Secara kolektif, semua kelompok galaksi dikenal sebagai Supercluster Virgo. Cluster terkaya kedua di buku ini ruang adalah Cluster Fornax, tetapi hampir tidak sekaya cluster Virgo. Hanya galaksi terang yang digambarkan di peta, galaksi kita hanyalah sebuah titik, tik.
Dalam radius 100 juta tahun cahaya ini akan terdapat :
- Jumlah galaksi kelompok = 200
- Jumlah galaksi besar = 2500
- Jumlah galaksi kerdil = 50 000
- Jumlah bintang = 200 triliun
Atlas radius 1 milyar tahun cahaya (1 000 000 000 tahun cahaya)
Galaksi dan cluster galaksi tidak terdistribusi secara merata di alam semesta, tetapi mereka berkumpul dalam cluster yang luas dan lembaran serta dinding galaksi yang diselingi dengan rongga besar antar galaksi yang sangat sedikit. Peta di atas menunjukkan banyak dari superkluster termasuk supercluster Virgo – yang berupa supercluster kecil dimana galaksi kita hanyalah sebuah anggota terkecil. Seluruh peta diatas adalah sekitar 7 persen dari diameter Alam Semesta yang terlihat atau teramati selama ini.
Apa saja yang terdapat dalam radius 1 milyar tahun cahaya ini
- Jumlah superkluster = 100
- Jumlah kelompok galaksi = 240 000
- Jumlah galaksi besar = 3 juta
- Jumlah galaksi kerdil = 60 juta
- Jumlah bintang = 250 000000000000000 (250 000 trilliun)
Radius terjauh semesta yang teramati. (14 Milyar tahun cahaya)
Tentulah sampai ada batasnya manusia mampu mengamati. Saat ini manusia hanya mampu mengamati hingga radius 14 milyar tahun cahaya. Namun tidak menutup kemungkinan akan lebih luas lagi.Peta ini mencoba untuk menampilkan seluruh Alam Semesta yang terlihat manusia di bumi. Galaksi-galaksi di alam semesta cenderung untuk berkumpul menjadi lembaran yang luas dan superkluster galaksi sekitarnya lubang (void) besar alam semesta memberikan penampakan selular. Karena cahaya di alam semesta hanya bergerak pada kecepatan tetap, kita melihat benda di tepi alam semesta ketika masih sangat muda sampai 14 miliar tahun yang lalu.
Berapa jumlah bintang dan galaksi yang manusia perkirakan di alam semesta ini ?
- Jumlah superkluster = 10 juta
- Jumlah kelompok galaksi = 25 miliar
- Jumlah galaksi besar = 350 milyar
- Jumlah galaksi kerdil = 7 triliun
- Jumlah bintang = 30 miliar triliun (3×10 ² ²)
Wuiih …. Kalau sudah mampu melihat isi dari alam semesta yang terlihat, lantas apa yang kau pikirkan ?
Sumber : http://www.atlasoftheuniverse.com.
Ledakan Besar "Big Bang" Menggema ke Seluruh Penjuru Langit
Melalui dua proyek besar pemetaan galaksi yang dilakukan
hingga kini, para ilmuwan telah membuat penemuan yang memberikan
dukungan sangat penting bagi teori "Big Bang". Hasil penelitian tersebut disampaikan pada pertemuan musim dingin American Astronomical Society.
Luasnya penyebaran galaksi-galaksi dinilai oleh para astrofisikawan
sebagai salah satu warisan terpenting dari tahap-tahap awal alam
semesta yang masih ada hingga saat ini. Oleh karenanya, adalah mungkin
untuk mengacu pada informasi tentang penyebaran dan letak
galaksi-galaksi sebagai "sebuah jendela yang membuka pengetahuan tentang
sejarah alam semesta."
Dalam penelitian mereka yang berlangsung beberapa tahun, dua
kelompok peneliti yang berbeda, yang terdiri dari ilmuwan Inggris,
Australia dan Amerika, berhasil membuat peta tiga dimensi dari sekitar
266.000 galaksi. Para ilmuwan tersebut membandingkan data tentang
penyebaran galaksi yang mereka kumpulkan dengan data dari Cosmic Background Radiation
[Radiasi Latar Alam Semesta] yang dipancarkan ke segenap penjuru alam
semesta, dan membuat penemuan penting berkenaan dengan asal usul
galaksi-galaksi. Para peneliti yang mengkaji data tersebut menyimpulkan
bahwa galaksi-galaksi terbentuk pada materi yang terbentuk 350.000 tahun
setelah peristiwa Big Bang, di mana materi ini saling bertemu dan mengumpul, dan kemudian mendapatkan bentuknya akibat pengaruh gaya gravitasi.
Menurut teori Big Bang, segala sesuatu berawal dari ledakan satu titik tunggal berkerapatan tak terhingga dan bervolume nol. Seiring dengan berjalannya waktu, ruang angkasa mengembang dan ruang yang memisahkan antara benda-benda langit pun mengembang. |
Penemuan tersebut membenarkan teori Big Bang, yang
menyatakan bahwa jagat raya berawal dari ledakan satu titik tunggal
bervolume nol dan berkerapatan tak terhingga yang terjadi sekitar 14
miliar tahun lalu. Teori ini terus-menerus dibuktikan kebenarannya
melalui sejumlah pengkajian yang terdiri dari puluhan tahun pengamatan
astronomi, dan berdiri tegar tak terkalahkan di atas pijakan yang
teramat kokoh. Big Bang diterima oleh sebagian besar
astrofisikawan masa kini, dan menjadi bukti ilmiah yang membenarkan
kenyataan bahwa Allah telah menciptakan alam semesta dari ketiadaan.
Dalam penelitiannya selama sepuluh tahun, Observatorium
Anglo-Australia di negara bagian New South Wales, Australia, menentukan
letak 221.000 galaksi di jagat raya dengan menggunakan teknik pemetaan
tiga dimensi. Pemetaan ini, yang dilakukan dengan bantuan teleskop
bergaris tengah 3,9 meter pada menara observatorium itu, hampir sepuluh
kali lebih besar dari penelitian serupa sebelumnya.(1)
Di bawah pimpinan Dr. Matthew Colless, kepala observatorium tersebut,
kelompok ilmuwan ini pertama-tama menentukan letak dan jarak
antar-galaksi. Lalu mereka membuat model penyebaran galaksi-galaksi dan
mempelajari variasi-variasi teramat kecil dalam model ini secara amat
rinci. Para ilmuwan tersebut mengajukan hasil penelitian mereka untuk
diterbitkan dalam jurnal Monthly Notices of the Royal Astronomical Society [Warta Bulanan Masyarakat Astronomi Kerajaan].
Dalam pengkajian serupa yang dilakukan oleh Observatorium Apache
Point di New Mexico, Amerika Serikat, letak dari sekitar 46.000 galaksi
di wilayah lain dari jagat raya juga dipetakan dengan cara serupa dan
penyebarannya diteliti. Penelitian ini, yang menggunakan teleskop Sloan
bergaris tengah 2,5 meter, diketuai oleh Daniel Eisenstein dari
Universitas Arizona, dan akan diterbitkan dalam Astrophysical Journal [Jurnal Astrofisika]. (2)
Hasil yang dicapai oleh dua kelompok peneliti ini diumumkan dalam pertemuan musim dingin American Astronomical Society [Masyarakat Astronomi Amerika] di San Diego, California, Amerika Serikat pada tanggal 11 Januari 2005.
Data yang diperoleh dari satelit COBE pada tahun 1992 mengungkap adanya fluktuasi sangat kecil pada pancaran Radiasi Latar Alam Semesta. |
Bukti Penting Yang Semakin Mengukuhkan Big Bang
Data yang diperoleh dari hasil kerja panjang dan teliti membenarkan
sejumlah perkiraan yang dibuat puluhan tahun silam di bidang astronomi
tentang asal usul galaksi. Di tahun 1960-an, para perumus teori
memperkirakan bahwa galaksi-galaksi mungkin mulai terbentuk di
wilayah-wilayah di mana materi berkumpul dengan kerapatan yang sedikit
lebih besar segera setelah peristiwa Big Bang. Jika perkiraan
ini benar, maka cikal bakal galaksi-galaksi itu seharusnya dapat
teramati dalam bentuk fluktuasi sangat kecil pada tingkat panas di
sisa-sisa radiasi dari Big Bang dan dikenal sebagai Radiasi Latar Alam Semesta.
Radiasi Latar Alam Semesta adalah radiasi panas yang baru mulai dipancarkan 350.000 tahun setelah peristiwa Big Bang.
Radiasi ini, yang dipancarkan ke segenap penjuru di alam semesta,
menampilkan potret sekilas dari jagat raya berusia 350.000 tahun, dan
dapat dipandang sebagai fosil [sisa-sisa peninggalannya] di masa kini.
Radiasi ini, yang pertama kali ditemukan pada tahun 1965, diakui sebagai
bukti mutlak bagi Big Bang yang disertai berbagai pengkajian dan pengamatan, dan diteliti secara sangat mendalam. Data yang diperoleh dari satelit COBE (Cosmic Background Explorer
[Penjelajah Latar Alam Semesta]) pada tahun 1992 membenarkan perkiraan
yang dibuat di tahun 1960-an dan mengungkap bahwa terdapat
gelombang-gelombang kecil pada Radiasi Latar Alam Semesta.(3)
Meskipun ketika itu sebagian keterkaitan antara gelombang kecil
tersebut dengan pembentukan galaksi telah ditentukan, hubungan ini saat
itu belum dapat diperlihatkan secara pasti hingga baru-baru ini.
Namun, kaitan penting itu telah berhasil dirangkai dalam sejumlah
pengkajian terakhir. Kelompok Colless dan kelompok Eisenstein telah
menemukan kesesuaian antara gelombang-gelombang kecil yang terlihat pada
Radiasi Latar Alam Semesta dan yang teramati pada jarak antar-galaksi.
Dengan demikian telah dibuktikan secara pasti bahwa cikal bakal galaksi
terbentuk di tempat-tempat di mana materi yang muncul 350.000 tahun
menyusul peristiwa Big Bang saling berkumpul dengan kerapatan yang sedikit lebih besar.
Dalam jumpa pers mengenai pokok bahasan tersebut, Dr. Eisenstein
mengatakan bahwa pola tersebarnya galaksi-galaksi di segenap penjuru
langit bersesuaian dengan gelombang suara yang memunculkan pola
penyebaran itu. Para peneliti berpendapat bahwa gravitasi mempengaruhi
gelombang dan mengarahkan bentuk galaksi. Eisenstein membuat pernyataan
berikut:
"Kami menganggap hal ini sebagai bukti kuat bahwa gravitasi telah memainkan peran utama dalam membentuk cikal bakal [galaksi] di dalam latar gelombang mikro (yang tersisa dari peristiwa Big Bang) menjadi galaksi-galaksi dan kelompok-kelompok galaksi yang kita saksikan di sekeliling kita." (4)
Dalam sebuah pernyataan kepada lembaga pemberitaan AAP, Russell
Cannon, dari kelompok peneliti yang lainnya, mengatakan bahwa
penemuan-penemuan tersebut memiliki nilai teramat penting, dan merangkum
hasil penting penelitian itu dalam uraian berikut:
"Apa yang telah kami lakukan memperlihatkan pola galaksi-galaksi, penyebaran galaksi-galaksi yang kita saksikan di sini dan saat ini, sepenuhnya cocok dengan pola lain yang terlihat pada sisa-sisa peninggalan peristiwa Big Bang…" (5)
Sejumlah penemuan juga diperoleh dari pengkajian tentang kadar
materi dan energi yang membentuk alam semesta, serta bentuk geometris
alam semesta. Menurut data ini, alam semesta terdiri dari 4% materi
biasa, 25% materi gelap (yakni materi yang tidak dapat diamati tapi ada
secara perhitungan), dan sisanya energi gelap (yakni energi misterius
[yang tidak diketahui keberadaannya] yang menyebabkan alam semesta
mengembang dengan kecepatan lebih besar dari yang diperkirakan).
Sedangkan bentuk geometris alam semesta adalah datar.
Dukungan bagi Big Bang
Sir Martin Rees |
Sejumlah penemuan yang dicapai dalam pengkajian ini telah semakin memperkokoh teori Big Bang. Dr. Cannon mengatakan bahwa penelitian tersebut menambah bukti yang sangat kuat bagi teori Big Bang tentang asal usul alam semesta dan menegaskan dukungan itu dalam perkataan berikut ini:
"Kita telah mengetahui sejak lama bahwa teori terbaik bagi [asal usul] alam semesta adalah Big Bang -- bahwa alam semesta terbentuk melalui suatu ledakan raksasa pada satu ruang teramat kecil dan sejak itu mengembang secara terus-menerus." (6)
Dalam sebuah ulasan tentang penelitian tersebut, Sir Martin Rees,
ahli astronomi terkenal dari Universitas Cambridge, mengatakan bahwa
meskipun menggunakan teknik-teknik statistik dan pengamatan yang
berbeda, kelompok-kelompok tersebut telah sampai pada satu kesimpulan
yang sama, dan ia menganggap hal ini sebagai sebuah petunjuk akan
kebenaran hasilnya. (7)
Physicsweb.org, salah satu situs ilmu-ilmu fisika terpenting di
Internet, memberi tanggapan bahwa pengkajian-pengkajian tersebut
"memberikan bukti lebih lanjut bagi teori dasar Big Bang dengan tambahan model pengembangan alam semesta." (8)
Berkat ilmu pengetahuan modern yang memungkinkan pengamatan radiasi
latar alam semesta dan benda-benda langit, para ilmuwan memperoleh
pemahaman bahwa alam semesta memiliki suatu permulaan (Big Bang)
dan kemudian mengalami perluasan (Pengembangan). Akan tetapi,
pengetahuan mendasar ini sama sekali bukanlah hal baru bagi umat
manusia. Di dalam Al Qur'an semenjak 1.400 tahun terakhir umat manusia
telah mengetahui dua fakta ini, yang hanya mampu diketahui para ilmuwan
di dalam mahaluasnya ruang angkasa di abad ke-20.
Dua Informasi Penting mengenai Model Baku Pembentukan Alam Semesta disebutkan di dalam Al Qur'an
Di dalam Al Qur'an, dan di dalam Taurat dan Injil yang isinya telah
mengalami perubahan setelah diwahyukannya, Allah telah mewahyukan bahwa
alam semesta dan seluruh materi diciptakan dari ketiadaan; di dalam Al
Qur'an, satu-satunya naskah yang belum mengalami perubahan, Dia
memfirmankan satu rahasia menakjubkan yang lain: alam semesta tengah
mengalami pengembangan.
Pembentukan alam semesta menjadi "ada" dari "ketiadaan" diberitakan di dalam Al Qur'an sebagaimana berikut:
Dia Pencipta langit dan bumi. (QS. Al An'aam, 6:101)
Mengembangnya alam semesta, salah satu di antara bidang-bidang
utama penelitian ilmu pengetahuan modern, diwahyukan dalam ayat ini:
Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya. (QS. Adz Dzaariyaat, 51:47)
Sebagaimana telah kita pahami, dua bagian penting dari penjelasan yang menjadi rujukan tentang asal usul alam semesta, yakni Big Bang
dan Mengembangnya alam semesta, diberitakan dalam Al Qur'an di masa
ketika sarana pengamatan astronomi masih sangat terbatas. Hal ini
memperlihatkan bukti nyata bahwa Al Qur'an telah diwahyukan oleh Allah.
Penemuan-penemuan ilmu pengetahuan terkini sepenuhnya cocok dengan apa
yang diberitakan di dalam Al Qur'an, dan pengkajian-pengkajian terakhir
ini sekali lagi mengarahkan perhatian kepada kesesuaian yang erat ini.
Al-Qur'an & Lubang Hitam
Abad ke-20 menyaksikan banyak sekali penemuan baru tentang
peristiwa alam di ruang angkasa. Salah satunya, yang belum lama
ditemukan, adalah Black Hole [Lubang Hitam]. Ini terbentuk
ketika sebuah bintang yang telah menghabiskan seluruh bahan bakarnya
ambruk hancur ke dalam dirinya sendiri, dan akhirnya berubah menjadi
sebuah lubang hitam dengan kerapatan tak hingga dan volume nol serta
medan magnet yang amat kuat. Kita tidak mampu melihat lubang hitam
dengan teropong terkuat sekalipun, sebab tarikan gravitasi lubang hitam
tersebut sedemikian kuatnya sehingga cahaya tidak mampu melepaskan diri
darinya. Namun, bintang yang runtuh seperti itu dapat diketahui dari
dampak yang ditimbulkannya di wilayah sekelilingnya. Di surat Al
Waaqi'ah, Allah mengarahkan perhatian pada masalah ini sebagaimana
berikut, dengan bersumpah atas letak bintang-bintang:
Maka Aku bersumpah dengan tempat beredarnya
bintang-bintang. Sesungguhnya sumpah itu adalah sumpah yang besar kalau
kamu mengetahui. (QS. Al Waaqi'ah, 56: 75-76)
Istilah "lubang hitam" pertama kali digunakan tahun 1969 oleh
fisikawan Amerika John Wheeler. Awalnya, kita beranggapan bahwa kita
dapat melihat semua bintang. Akan tetapi, belakangan diketahui bahwa ada
bintang-bintang di ruang angkasa yang cahayanya tidak dapat kita lihat.
Sebab, cahaya bintang-bintang yang runtuh ini lenyap. Cahaya tidak
dapat meloloskan diri dari sebuah lubang hitam disebabkan lubang ini
merupakan massa berkerapatan tinggi di dalam sebuah ruang yang kecil.
Gravitasi raksasanya bahkan mampu menangkap partikel-partikel tercepat,
seperti foton [partikel cahaya]. Misalnya, tahap akhir dari sebuah
bintang biasa, yang berukuran tiga kali massa Matahari, berakhir setelah
nyala apinya padam dan mengalami keruntuhannya sebagai sebuah lubang
hitam bergaris tengah hanya 20 kilometer (12,5 mil)! Lubang hitam
berwarna "hitam", yang berarti tertutup dari pengamatan langsung. Namun
demikian, keberadaan lubang hitam ini diketahui secara tidak langsung,
melalui daya hisap raksasa gaya gravitasinya terhadap benda-benda langit
lainnya. Selain gambaran tentang Hari Perhitungan, ayat di bawah ini
mungkin juga merujuk pada penemuan ilmiah tentang lubang hitam ini:
Maka apabila bintang-bintang telah dihapuskan (QS. Al Mursalaat, 77: 8)
Selain itu, bintang-bintang bermassa besar juga menyebabkan
terbentuknya lekukan-lekukan yang dapat ditemukan di ruang angkasa.
Namun, lubang hitam tidak hanya menimbulkan lekukan-lekukan di ruang
angkasa tapi juga membuat lubang di dalamnya. Itulah mengapa
bintang-bintang runtuh ini dikenal sebagai lubang hitam. Kenyataan ini
mungkin dipaparkan di dalam ayat tentang bintang-bintang, dan ini adalah
satu bahasan penting lain yang menunjukkan bahwa Al Qur'an adalah
firman Allah:
Demi langit dan Ath Thaariq, tahukah kamu apakah Ath Thaariq? (yaitu) bintang yang cahayanya menembus. (QS. At Thaariq, 86: 1-3)
PULSAR: BINTANG BERDENYUT
Demi langit dan Ath Thaariq, tahukah kamu apakah Ath Thaariq? (yaitu) bintang yang cahayanya menembus. (QS. At Thaariq, 86: 1-3)
Pulsar adalah sisa-sisa bintang padam yang memancarkan gelombang radio teramat kuat yang menyerupai denyut, dan yang berputar pada sumbunya sendiri dengan sangat cepat. Telah dihitung bahwa terdapat lebih dari 500 pulsar di galaksi Bima Sakti, yang di dalamnya terdapat Bumi kita. |
Kata "Thaariq," nama surat ke-86, berasal dari akar kata "tharq,"
yang makna dasarnya adalah memukul dengan cukup keras untuk menimbulkan
suara, atau menumbuk. Dengan mempertimbangkan arti yang mungkin dari
kata tersebut, yakni "berdenyut/berdetak," "memukul keras," perhatian
kita mungkin diarahkan oleh ayat ini pada sebuah kenyataan ilmiah
penting.
Sebelum menelaah keterangan ini, marilah kita lihat kata-kata
selainnya yang digunakan dalam ayat ini untuk menggambarkan
bintang-bintang ini. Istilah "ath-thaariqi" dalam ayat di atas berarti
sebuah bintang yang menembus malam, yang menembus kegelapan, yang muncul
di malam hari, yang menembus dan bergerak, yang berdenyut/berdetak,
yang menumbuk, atau bintang terang. Selain itu, kata "wa" mengarahkan
perhatian pada benda-benda yang digunakan sebagai sumpah – yakni, langit
dan Ath Thaariq.
Melalui penelitian oleh Jocelyn Bell Burnell, di Universitas
Cambridge pada tahun 1967, sinyal radio yang terpancar secara teratur
ditemukan. Namun, hingga saat itu belumlah diketahui bahwa terdapat
benda langit yang berkemungkinan menjadi sumber getaran atau
denyut/detak teratur yang agak mirip pada jantung. Akan tetapi, pada
tahun 1967, para pakar astronomi menyatakan bahwa, ketika materi menjadi
semakin rapat di bagian inti karena perputarannya mengelilingi sumbunya
sendiri, medan magnet bintang tersebut juga menjadi semakin kuat,
sehingga memunculkan sebuah medan magnet pada kutub-kutubnya sebesar 1
triliun kali lebih kuat daripada yang dimiliki Bumi. Mereka lalu paham
bahwa sebuah benda yang berputar sedemikian cepat dan dengan medan
magnet yang sedemikian kuat memancarkan berkas-berkas sinar yang terdiri
dari gelombang-gelombang radio yang sangat kuat berbentuk kerucut di
setiap putarannya.
Tak lama kemudian, diketahui juga bahwa sumber sinyal-sinyal ini
adalah perputaran cepat dari bintang-bintang neutron. Bintang-bintang
neutron yang baru ditemukan ini dikenal sebagai "pulsar."
Bintang-bintang ini, yang berubah menjadi pulsar melalui ledakan
supernova, tergolong yang memiliki massa terbesar, dan termasuk
benda-benda yang paling terang dan yang bergerak paling cepat di ruang
angkasa. Sejumlah pulsar berputar 600 kali per detik.1
Kata "pulsar" berasal dari kata kerja to pulse . Menurut kamus American Heritage Dictionary, kata tersebut berarti bergetar, berdenyut. Kamus Encarta Dictionary mengartikannya sebagai berdenyut dengan irama teratur, bergerak atau berdebar dengan irama teratur yang kuat. Lagi menurut Encarta Dictionary, kata " pulsate ", yang berasal dari akar yang sama, berarti mengembang dan menyusut dengan denyut teratur yang kuat.
Menyusul penemuan itu, diketahui kemudian bahwa peristiwa alam yang
digambarkan dalam Al Qur'an sebagai "thaariq," yang berdenyut, memiliki
kemiripan yang sangat dengan bintang-bintang neutron yang dikenal
sebagai pulsar.
Bintang-bintang neutron terbentuk ketika inti dari bintang-bintang
maharaksasa runtuh. Materi yang sangat termampatkan dan sangat padat
itu, dalam bentuk bulatan yang berputar sangat cepat, menangkap dan
memampatkan hampir seluruh bobot bintang dan medan magnetnya. Medan
magnet amat kuat yang ditimbulkan oleh bintang-bintang neutron yang
berputar sangat cepat ini telah dibuktikan sebagai penyebab terpancarnya
gelombang-gelombang radio sangat kuat yang teramati di Bumi.
Di ayat ke-3 surat Ath Thaariq istilah "an najmu ats tsaaqibu,"
yang berarti yang menembus, yang bergerak, atau yang membuat lubang,
mengisyaratkan bahwa Thaariq adalah sebuah bintang terang yang membuat
lubang di kegelapan dan bergerak. Makna istilah "adraaka" dalam ungkapan
"Tahukah kamu apakah Ath Thaariq itu?" merujuk pada pemahaman. Pulsar,
yang terbentuk melalui pemampatan bintang yang besarnya beberapa kali
ukuran Matahari, termasuk benda-benda langit yang sulit untuk dipahami.
Pertanyaan pada ayat tersebut menegaskan betapa sulit memahami bintang
berdenyut ini. (Wallaahu a'lam)
Sebagaimana telah dibahas, bintang-bintang yang dijelaskan sebagai
Thaariq dalam Al Qur'an memiliki kemiripan dekat dengan pulsar yang
dipaparkan di abad ke-20, dan mungkin mengungkapkan kepada kita tentang
satu lagi keajaiban ilmiah Al Qur'an.
BINTANG SIRIUS (SYI'RA)
Bintang Sirius [Syi’ra] muncul di Surat An Najm (yang berarti "bintang"). Bintang ganda yang membentuk bintang Sirius ini saling mendekat dengan sumbu kedua bintang itu yang berbentuk busur setiap 49,9 tahun sekali. Peristiwa alam tentang bintang ini diisyaratkan dalam ayat ke-9 dan ke-49 dari Surat An Najm. |
Ketika pengertian-pengertian tertentu yang disebutkan dalam Al
Qur'an dikaji berdasarkan penemuan-penemuan ilmiah abad ke-21, kita akan
mendapati diri kita tercerahkan dengan lebih banyak keajaiban Al
Qur'an. Salah satunya adalah bintang Sirius (Syi'ra), yang disebut dalam
surat An Najm ayat ke-49:
… dan bahwasanya Dialah Tuhan (yang memiliki) bintang Syi'ra (QS. An Najm, 53: 49)
Kenyataan bahwa kata Arab "syi'raa," yang merupakan padan kata
bintang Sirius, muncul hanya di Surat An Najm (yang hanya berarti
"bintang") ayat ke-49 secara khusus sangatlah menarik. Sebab, dengan
mempertimbangkan ketidakteraturan dalam pergerakan bintang Sirius, yakni
bintang paling terang di langit malam hari, sebagai titik awal, para
ilmuwan menemukan bahwa ini adalah sebuah bintang ganda. Sirius
sesungguhnya adalah sepasang dua bintang, yang dikenal sebagai Sirius A
dan Sirius B. Yang lebih besar adalah Sirius A, yang juga lebih dekat ke
Bumi dan bintang paling terang yang dapat dilihat dengan mata
telanjang. Tapi Sirus B tidak dapat dilihat tanpa teropong.
Bintang ganda Sirius beredar dengan lintasan berbentuk bulat telur
mengelilingi satu sama lain. Masa edar Sirius A dan B mengelilingi titik
pusat gravitasi mereka yang sama adalah 49,9 tahun. Angka ilmiah ini
kini diterima secara bulat oleh jurusan astronomi di universitas
Harvard, Ottawa dan Leicester.2 Keterangan ini dilaporkan dalam berbagai sumber sebagai berikut:
Sirius, bintang yang paling terang, sebenarnya adalah bintang kembar… Peredarannya berlangsung selama 49,9 tahun. 3
Sebagaimana diketahui, bintang Sirius-A dan Sirius-B beredar
mengelilingi satu sama lain melintasi sebuah busur ganda setiap 49,9
tahun. 4
Hal yang perlu diperhatikan di sini adalah garis edar ganda
berbentuk busur dari dua bintang tersebut yang mengitari satu sama lain.
Namun, kenyataan ilmiah ini, yang ketelitiannya hanya dapat
diketahui di akhir abad ke-20, secara menakjubkan telah diisyaratkan
dalam Al Qur'an 1.400 tahun lalu. Ketika ayat ke-49 dan ke-9 dari surat
An Najm dibaca secara bersama, keajaiban ini menjadi nyata:
dan bahwasanya Dialah Tuhan (yang memiliki) bintang Syi'ra (QS. An Najm, 53: 49)
maka jadilah dia dekat dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi). (QS. An Najm, 53: 9)
Penjelasan dalam Surat An Najm ayat ke-9 tersebut mungkin pula
menggambarkan bagaimana kedua bintang ini saling mendekat dalam
peredaran mereka. (Wallaahu a'lam). Fakta ilmiah ini, yang tak seorang
pun dapat memahami di masa pewahyuan Al Qur'an, sekali lagi membuktikan
bahwa Al Qur'an adalah firman Allah Yang Mahakuasa.
Goresan Kecil Tentang Kecepatan Cahaya & Relativitas Khusus
Teori
relativitas khusus einstein ada untuk melengkapi kekurangan dalam
mekanika newton (mekanika yang dipelajari di sma). Dalam teori
relativitas khusus, Einstein memberikan dua postulat yang salah satunya
mengatakan bahwa kecepatan cahaya di ruang hampa adalah konstan.
Einstein sendiri tidak mengatakan secara tersurat bahwa tidak ada yang
dapat bergerak lebih cepat dari cahaya diruang hampa saat
mempublikasikan karyanya pada tahun 1905. Pernyataan ini lahir dari
akibat-akibat teori relativitas khusus itu sendiri, dimana ada dua
akibat dari teori relativitas khusus yang membuat orang mepertimbangkan
bahwa cahaya adalah batas tertinggi dari kecepatan benda bermassa. Yang
pertama adalah hubungan energi dengan kecepatan sedangkan yang kedua
adalah prinsip kausalitas (hukum sebab akibat).
Alasan yang pertama berasal dari hubungan energi/massa dengan kecepatan. Teori relativitas khusus mengatakan bahwa semakin cepat benda bergerak, maka massa benda tersebut semakin bertambah (semakin cepat kita bergerak badan kita akan terasa ’berat’). Penambahan kecepatan benda tersebut memiliki batasan karena jika benda bergerak dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan cahaya, maka massa benda menjadi tak hingga. (really? YES!!) Karena massa setara dengan energi, maka mengatakan massa benda tak berhingga sama dengan mengatakan dibutuhkan energi tak berhingga besarnya untuk membuat benda bergerak dengan kecepatan cahaya. Efek pertambahan massa ini sulit kita rasakan dalam kehidupan sehari-hari karena kecepatan yang biasa kita alami jauh lebih kecil dari kecepatan cahaya. Bagaimanapun eksperimen untuk membuktikan pernyataan ini pernah dilakukan, salah satunya adalah percobaan mempercepat elektron di linear accelerator (linac) milik Stanford University.
Grafik diatas menunjukan perbedaan antara mekanika newton dan einstein. Menurut Newton (garis putih) semakin diberikan energi, benda dapat bergerak dengan kecepatan berapapun, sedangkan Einstein (garis hitam)memprediksi bahwa ada batas atas dari kecepatan benda, yaitu kecepatan cahaya. Eksperimen (titik-titik hitam) menunjukan kecocokan dengan prediksi Einstein.
Selain alasan pertama tentang massa-energi, alasan kedua adalah prinsip kausalitas (hukum sebab-akibat). Hukum sebab akibat sangat sering kita alami setiap hari. Jika gelas dibanting maka gelasnya pecah, jika penjahat ditembak pistol maka penjahat terluka, jika El Shaarawy mencetak gol maka milanisti bersuka cita, dan lain lain. Untuk menyederhanakan, ada baiknya jika kita membagi peristiwa-peristiwa yang menjadi sebab sebagai Peristiwa A dan peristiwa-peristiwa yang menjadi akibat sebagai Peristiwa B.
Bukan keanehan jika akibat terjadi setelah sebab (Peristiwa B terjadi
setelah Peristiwa A). Salah satu dampak dari teori relativitas khusus
adalah jka kita bergerak lebih cepat dari cahaya, selang waktu dapat
memiliki nilai negatif. Artinya adalah orang yang bergerak lebih cepat
dari kecepatan cahaya dapat melihat sesuatu dengan urutan waktu yang
‘terbalik’ dibanding yang kita alami sehari-hari. Orang yang bergerak
lebih cepat dari kecepatan cahaya memungkinkan untuk melihat Peristiwa A
terjadi setelah Peristiwa B. jika kita dapat bergerak lebih cepat dari
kecepatan cahaya, mungkin saja kita dapat melihat penjahat terluka
sebelum ditembak polisi, gelas pecah sebelum dibanting, dll. Hal ini
membuat kerancuan dalam melihat mana yang sebab dan mana yang akibat
sehingga hukum sebab akibat menjadi tidak jelas. Padahal hukum
sebab-akibat adalah hukum mendasar yang menjadi landasan dalam
pengembangan pengetahuan. Oleh karena itulah ilmuwan berkesimpulan bahwa
kecepatan cahaya menjadi batas atas kecepatan agar hukum sebab-akibat
terpelihara.
PS : Tulisan ini sebagai ‘curhatan’ setelah mengikuti kuliah teori
relativitas khusus selama satu semester :) , juga pemanas biar rajin
nulis
Alasan yang pertama berasal dari hubungan energi/massa dengan kecepatan. Teori relativitas khusus mengatakan bahwa semakin cepat benda bergerak, maka massa benda tersebut semakin bertambah (semakin cepat kita bergerak badan kita akan terasa ’berat’). Penambahan kecepatan benda tersebut memiliki batasan karena jika benda bergerak dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan cahaya, maka massa benda menjadi tak hingga. (really? YES!!) Karena massa setara dengan energi, maka mengatakan massa benda tak berhingga sama dengan mengatakan dibutuhkan energi tak berhingga besarnya untuk membuat benda bergerak dengan kecepatan cahaya. Efek pertambahan massa ini sulit kita rasakan dalam kehidupan sehari-hari karena kecepatan yang biasa kita alami jauh lebih kecil dari kecepatan cahaya. Bagaimanapun eksperimen untuk membuktikan pernyataan ini pernah dilakukan, salah satunya adalah percobaan mempercepat elektron di linear accelerator (linac) milik Stanford University.
Linier Accelator dilihat dari atas |
Grafik Hubungan Energi Kinetik dengan Kecepatan Elektron |
Grafik diatas menunjukan perbedaan antara mekanika newton dan einstein. Menurut Newton (garis putih) semakin diberikan energi, benda dapat bergerak dengan kecepatan berapapun, sedangkan Einstein (garis hitam)memprediksi bahwa ada batas atas dari kecepatan benda, yaitu kecepatan cahaya. Eksperimen (titik-titik hitam) menunjukan kecocokan dengan prediksi Einstein.
Selain alasan pertama tentang massa-energi, alasan kedua adalah prinsip kausalitas (hukum sebab-akibat). Hukum sebab akibat sangat sering kita alami setiap hari. Jika gelas dibanting maka gelasnya pecah, jika penjahat ditembak pistol maka penjahat terluka, jika El Shaarawy mencetak gol maka milanisti bersuka cita, dan lain lain. Untuk menyederhanakan, ada baiknya jika kita membagi peristiwa-peristiwa yang menjadi sebab sebagai Peristiwa A dan peristiwa-peristiwa yang menjadi akibat sebagai Peristiwa B.
Sebab Akibat |
Albert Einstein |
13 Fenomena Langit Wajib Tonton di 2013
Tahun 2012 berakhir, beberapa orang mungkin bertanya-tanya apa yang muncul di langit pada 2013.
Fenomena apa mungkin kita bisa saksikan di langit?
Saya memilih 13 “pemandangan langit” terbaik pada 2013 versi saya, meski tak semuanya terlihat di setiap wilayah (Anda mungkin harus melakukan perjalanan melihat semua gerhana).
Tahun 2013 juga menjanjikan kemungkinan dua komet bersinar terang: PANSTARRS dan ISON.
Seperti dikatakan astronom, komet terkenal berubah-ubah, kita hanya bisa menebak seberapa terang mereka dan berapa lama ekor mereka terlihat.
Kita hanya harus menunggu dan melihatnya.
Secara umum, tahun 2013 menjanjikan 12 bulan seru penikmat langit.
21 Januari: Bulan terlihat sangat dekat/konjungsi Jupiter
Bagi warga Amerika Utara, ini hal benar-benar menakjubkan.
Fenomena ini bisa mudah terlihat bahkan dari kota-kota terang.
Bulan terlihat bersinar tak utuh, hanya 78 persen bersinar, melewati kurang dari satu derajat ke selatan dari planet Jupiter, planet terbesar dalam tata surya kita.
Kedua benda bercahaya ini terlihat sangat dekat di langit malam sehingga bisa dilihat oleh semua.
Hal lebih menarik ini menjadi konjungsi Bulan-Jupiter terdekat hingga 2026!
2-23 Februari: Pemandangan malam terbaik Merkurius
Merkurius, planet terdalam yang “sukar dipahami”, akan bergerak cukup jauh dari silau matahari sehingga mudah terlihat di langit barat, segera setelah matahari terbenam.
Pada 8 Februari malam Merkurius terlihat dalam kurang dari 0,4 derajat dari planet jauh lebih redup, Mars.
Merkurius tiba di perpanjangan terbesarnya dari matahari pada Feb.16.
Planet ini sangat terang (-1.2 sampai -0.6 magnitudo) sebelum tanggal ini dan memudar dengan cepat hingga +1.2 besarnya setelah itu.
(Astronom mengukur kecerahan objek langit menggunakan magnitudo, sebuah skala terbalik yang angka lebih rendah berhubungan dengan objek lebih terang. Magnitudo negatif menunjukkan tingkat terang luar biasa.)
10-24 Maret: Penampakan terbaik komet PANSTARRS!
Komet PANSTARRS, ditemukan pada Juni 2011 dengan menggunakan Teleskop Pan-STARRS 1 di Haleakala, Hawaii, diperkirakan berada pada bentuk terbaiknya dalam periode dua pekan ini.
Selama waktu ini, komet tersebut juga berada paling dekat dengan matahari (45 juta kilometer) dan Bumi (164 juta kilometer).
Meski Komet PANSTARRS sangat redup dan jauh saat pertama kali ditemukan, komet ini semakin terang sejak saat itu.
Komet ini diharapkan dapat mencapai sedikitnya magnitudo pertama dan seharusnya terlihat rendah di langit barat-barat laut tak lama setelah matahari terbenam.
Pada 12 Maret malam komet terletak empat derajat ke kanan dari bulan sabit sangat tipis.
25 April: Gerhana Bulan sebagian
Ini akan menjadi gerhana bulan parsial sangat kecil, dengan tungkai teratas bulan menggores sedikit sinar di atas Bumi yang gelap, bayangan umbra.
Pada pertengahan gerhana, kurang dari dua persen diameter Bulan berada di dalam bayangan gelap.
Belahan Timur (Eropa, Afrika, Australia dan sebagian besar Asia) mendapatkan pemandangan terbaik.
Gerhana bulan ini tak akan terlihat dari Amerika Utara.
9 Mei: Gerhana Matahari melingkar seperti cincin
Selama gerhana matahari melingkar (juga dikenal sebagai gerhana “Cincin Api”), kerucut bayangan umbra bulan yang panjang terlalu pendek untuk mencapai Bumi.
Dalam ukuran sudut, lingkar Bulan muncul sekitar 4,5 persen lebih kecil dari lingkar matahari.
Jadi, efeknya seperti menempatkan satu koin uang receh di atas nikel: cincin sinar matahari tetap terlihat mengelilingi bulan.
Jalur bayangan dari cincin itu dapat dilihat terbentang ribuan mil, tetapi tidak akan lebih luas dari 172 km pada titik gerhana terbesar.
Sebagian besar jalur berada di atas Samudra Pasifik, tapi saat atau segera setelah matahari lokal terbit, jalur itu terbelah di sepanjang bagian utara Australia (sekitar 10 Mei pagi) dan ujung timur ekstrem Papua Nugini, bersama dengan beberapa Kepulauan Solomon di dekatnya.
Pada titik gerhana terbesar, fase cincin berlangsung selama enam menit, empat detik.
Warga Hawaii akan melihat gerhana parsial pada 15:48 waktu Hawaii, bulan menjadi kabur sekitar 32 persen dari lingkar matahari.
24-30 Mei: Planet saling berdansa
Merkurius, Venus dan Jupiter memberikan pertunjukan menarik rendah di barat-barat laut langit temaram segera setelah matahari terbenam.
Planet-planet tersebut terlihat acak satu sama lain, perubahan posisi planet-planet itu terlihat jelas dari satu malam ke malam berikutnya.
Dua planet paling terang, Venus dan Jupiter, terpisah hanya dengan jarak satu derajat pada 28 Mei, dengan Venus melewati barat laut (kanan atas) Jupiter dan bersinar lebih terang enam kali dibandingkan Jupiter.
23 Juni: Bulan purnama terbesar 2013
Pada 23 Juni, bulan bulat sempurna pada 7:32 EDT (1132 GMT), dan 32 menit sebelumnya bulan akan berada pada titik terdekat dengan Bumi pada 2013 pada jarak 356.991 km, membuatnya disebut supermoon.
Diperkirakan terjadi pasang-surut ekstrem di laut (sangat rendah hingga sangat tinggi) selama beberapa hari berikutnya.
12 Agustus: Hujan meteor Perseid
Hujan meteor Perseid tahunan dianggap salah satu fenomena tahunan terbaik berkat kemunculan 90 meteor per jamnya.
Hujan meteor tersebut favorit orang-orang berkemah pada musim panas dan sering menjadi tontonan penduduk kota yang mungkin menghabiskan waktu di bawah langit gelap dan berbintang.
Pada musim panas lalu, bulan berbentuk sabit lebar dan mengalami gangguan kecil selama hujan meteor.
Namun pada 2013, bulan menjadi beberapa hari sebelum kuartal pertama dan akan menghilang pada malam hari, membuat malam menjadi gelap.
18 Oktober: Gerhana Bulan Penumbra
Bulan muncul melalui bagian utara dari bayangan penumbra Bumi selama gerhana bulan.
Pada pertengahan gerhana, 76 persen diameter Bulan tenggelam dalam penumbra, mungkin cukup dalam untuk menyebabkan kegelapan samar, namun bagian bawah bulan menggelap dapat dilihat.
Wilayah dapat melihatnya meliputi sebagian besar Asia, Eropa dan Afrika.
Bagian tengah dan timur Amerika Utara bisa melihat fenomena Hunters’ Moon sedikit menggelap saat petang.
3 November: Gerhana Matahari campuran
Ini gerhana matahari agak tak biasa, terjadi dalam jarak 13.600 km di seluruh permukaan bumi, gerhana berubah cepat dari melingkar menjadi total, karena itu dikenal para astronom sebagai “gerhana campuran.”
Sebenarnya, sebagian besar di sepanjang jalurnya, gerhana tampak secara total, dengan lingkaran (atau cincin) sangat tipis dari sinar matahari terlihat di dekat jalur awal.
Jalur dari garis tengah gerhana ini dimulai dari Atlantik sekitar 875 km barat daya dari Bermuda.
Jadi, di sepanjang Atlantic Coast Amerika Utara, penonton tertarik (menggunakan alat bantu lihat yang tepat, seperti proyeksi lubang jarum atau kaca yang biasanya dipakai pengelas) hanya akan melihat lingkaran bulan gelap keluar dari bagian depan matahari saat matahari terbit.
Jalur gerhana akan melewati selatan Cape Verde Islands, kemudian kurva akan menuju tenggara sejajar dengan garis pantai Afrika.
Gerhana terbesar, dengan ketotalan 100 detik dari keseluruhan dan lebar jalur mencapai maksimal hanya 58 km, terjadi sekitar 402 km di lepas pantai Liberia.
Jalur bayangan kemudian akan menyapu Afrika tengah, melewati sebagian Gabon, Kongo, Republik Demokratik Kongo, Uganda dan Kenya, sebelum berakhir saat matahari terbenam di perbatasan Ethiopia-Somalia.
Pertengahan November hingga Desember: Komet ISON
Pada 21 September 2012, dua astronom amatir (Vitali Nevski dari Belarusia dan Artyom Novichonok dari Rusia) menggunakan teleskop dimiliki International Scientific Optical Network untuk menemukan sebuah komet baru diberi nama menggunakan akronim dari instrumen digunakan menemukannya: Komet ISON.
Kalkulasi orbit menunjukkan bahwa komet ISON akan begerak paling dekat menuju matahari, kurang dari 1,2 juta km di atas permukaan matahari, pada 28 November (Thanksgiving Day di Amerika Serikat).
Komet tersebut bisa cukup terang sehingga dapat terlihat pada siang hari saat waktu terdekatnya dengan matahari.
Komet kemudian akan bergerak menuju Bumi, menempuh jarak 64 juta km dari planet Bumi sebulan kemudian.
Karena komet ISON akan berada pada tempat terbaik untuk dilihat pada pagi dan malam hari dari belahan bumi utara selama beberapa pekan berikutnya, komet tersebut bisa menjadi salah satu komet paling banyak ditonton sepanjang masa.
Desember: Pesona Venus
Venus, planet paling terang dari semua planet, mempersembahkan pertunjukan selama satu bulan penuh, dan sangat spektakuler! Venus memberikan pemandangan paling hebat untuk 2013 dan 2014 baik langit malam atau pagi hari.
Venus menghiasi langit malam barat daya selama tiga jam setelah matahari terbenam pada awal bulan, dan 1,5 jam setelah matahari terbenam saat Malam Tahun Baru.
Bulan sabit indah muncul di atas kanan planet tersebut pada 5 Desember, dan malam berikutnya Venus mencapai puncak kecemerlangannya.
Venus tidak akan seterang “bintang malam” itu lagi hingga 2021.
13-14 Desember: Hujan meteor Geminid
Jika ada satu penampakan meteor dijamin akan memberikan pertunjukan yang sangat menghibur, itu hujan meteor Geminid.
Sebagian besar ahli meteor saat ini menempatkannya di puncak daftar meteor, karena memiliki kelebihan dalam kecemerlangan dan lebih dapat diandalkan bahkan melebihi Perseid pada Agustus.
Sayangnya, pada 2013, bulan akan ada beberapa hari sebelum fase sempurna dan akan menerangi langit malam, membuat meteor lain lebih redup tidak kelihatan.
Namun, sekitar pukul 4:30 (waktu lokal Anda), bulan akhirnya akan tenggelam, membuat langit gelap gulita sekitar satu jam.
Itu akan menjadi kesempatan Anda melihat penampakan dua meteor per menit, atau 120 per jam!
Jadi penikmat langit malam, tandai kalender Anda: 2013 menjanjikan fenomena langit luar biasa!